Seperti yang pernah Saya tulis sebelumnya di salah satu paragraf tentang Malang Raya, bahwa banyaknya pilihan soal wisata. Pun juga soal budaya! Mungkin selain tentang pentas teater, Anda akan menemukan upacara adat. Misalnya saja, kemarin Saya sempat tahu info dari salah satu grup tentang akan diadakannya acara grebeg tengger tirto aji di wana wisata wendit.


Karena lokasi persiapan penari agak nylempit, membuat saya hampir ketinggalan rombongan yang membawa arak-arakan tumpeng.
Saya bergegas menuju rombongan grebeg tengger yang baru saja datang dari lokasi masing masing, yang saya lakukan adalah mengambil gambar untuk koleksi pribadi saja. Sebentar waktu saja berjalan, Hingga akhirnya saya bertemu dan ngobrol panjang lebar soal upacara ini dengan salah satu peserta. Namanya pak suwoto. Dalam pembicaraan itu beliau menjawab banyak pertanyaan saya, termasuk juga menceritakan bahwa sebenarnya ada hubungan yang tak bisa dijelaskan antara wendit dan wilayah suku tengger. Misalkan saja ketika di wilayah tengger kekeringan, air di wendit akan tercium bau bunga. Barangkali penjelasan ini yang kemudian sulit dijelaskan. Sebagai bagian masyarakat modern, saya antara perasaan percaya dan tidak percaya :D
Upacara grebeg tengger ini dilaksanakan sesuai dengan perhitungan dari suku tengger, soal tanggal ini agak membingungkan. Saya sendiri lupa ketika acara ini dilangsungkan dalam bulan apa dalam perhitungan masyarakat tengger. Nama bulan berbeda, barangkali salah satu penyebabnya. Sebenarnya ada banyak macam upacara kebudayaan yang biasa di lakukan oleh suku tengger. Tapi yang jelas spoilernya kalo tidak salah akan ada upacara di bulan syawal nanti lokasinya di bromo. Saya datang? entah melihat situasi dulu.
Arakan berbagai macam tumpeng mengawali rangkaian acara grebeg tengger ini, ada yang berbentuk nasi kabuli, buah-buahan dan sayuran. Arakan ini menuju pendopo di wendit. Seperti biasa ada pembukaan dari panitia yang berhubungan, lalu doa. Selesai itu barulah muncul para penari “bedoyo lok suruh”. Saya kurang tahu soal tari ini, karena memang tidak dimungkinkan bertanya pada penarinya di awal tadi. Yang jelas penari terdiri dari 9 orang, 1 pangeran, 1 kera putih, dan 7 mbak mbak cantik dengan kostum mejikuhibiniu(tahu kan ya? merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu). Saya favorit sama mbak yang warna hijau dan biru. :P

Setelah menari dengan indah di pendopo, rombongan penari ini menuju sendang widodaren bersama suku tengger yang membawa arakan tumpeng tadi. Dalam ritual ini, terdapat dukun tengger membacakan semacam doa dalam bahasa jawa yang belum saya pahami. Dilanjutkan dengan pengambilan air dari sumber dengan kendi oleh 7 mbak mbak tadi, untuk kemudian digunakan sebagai salah satu syarat dalam upacara ini. Setelah air selesai diambil, barulah tumpeng kemudian diperebutkan oleh seluruh peserta dalam grebeg tengger. Walaupun saya sangat dekat dengan tumpeng, saya nggak dapet apapun. Kelihatanya saya nggak diberkahi di acara itu deh. Baiklah..


Acara penutup sebenarnya adalah larung, namun karena sangat tidak mungkin larung dilakukan di wisata wendit. Bebek dijadikan ganti larung ini. Ketika dilepas, dan menjadi tontonan baru bagi peserta. Kenapa? lha bagaimana ada beberapa anak kecil berkejaran dengan bebek tadi di wendit, renang mengitari wendit. Tentu saja barang siapa bisa mendapatkannya akan dapat bebek goreng gratis. :D


Saya anggap sampai larung tadi, acara sudah selesai. Saya meninggalkan wendit dengan perasaan bahagia. Meskipun kemudian ada hiburan berupa tayub tradisional, yang saya acuhkan. Meskipun para peserta dari tengger masih makan, dan saya nggak dapet. Meskipun mbak hijau sudah dijemput mas nya. Duh! Saya tetep pulang…
2 replies on “Grebeg Tengger, Upacara Adat Suku Tengger di Malang”
sayang durung intuk facebook e mbak ijo
nggak lah mas, entuk wasap e ae.. angel men :P